TKJ DUA....

Blog ini adalah kumpulan tugas, informasi, curahan hati, dan segala apa yang berhubungan dengan kelas dua TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) yang menimba ilmu di SMKN 3 Buduran, Sidoarjo

Congratulation Dewi...

Selamat Bagi dewi yang udah dapet flash disk 1 GB dari Pak Cipto, terus Semangat !!! karena semangat adalah segalanya ™

IP Versi 6 By : Dewi Lusitasari

IPv6



Alamat IP versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol ip versi 6. Panjang totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038 host komputer di seluruh dunia. Contoh alamat IP versi 6 adalah 21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A.

Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), alamat IPv6 memiliki panjang 128-bit. IPv4, meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar, pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat, karena ada beberapa limitasi, sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus juta saja. IPv6, yang memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang mungkin hingga 2128=3,4 x 1038 alamat. Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk infrastruktur routing yang disusun secara hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas proses routing dan tabel routing.

Sama seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP Server sebagai pengatur alamat otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP Server dinamakan dengan stateful address configuration, sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address configuration.

Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order bit) sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order bit) sebagai alamat host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah Format Prefix.
Pengalamatan IPv6 didefinisikan dalam RFC 2373

Format Alamat

Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format.

Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:

0010000111011010000000001101001100000000000000000010111100111011000000101010101000000000
1111111111111110001010001001110001011010

Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-angka biner di atas harus dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit:

0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000 0010111100111011 0000001010101010
0000000011111111 1111111000101000 1001110001011010

Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai berikut:

21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A


Jenis-jenis Alamat IPv6

IPv6 mendukung beberapa jenis format prefix, yakni sebagai berikut:

* Alamat Unicast, yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara langsung antara dua host dalam sebuah jaringan.
* Alamat Multicast, yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data ke banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-many.
* Alamat Anycast, yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada anggota terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-one-of-many. Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan (destination address) dan diberikan hanya kepada router, bukan kepada host-host biasa.

Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi menjadi alamat-alamat berikut:

* Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu subnet.
* Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah intranet.
* Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet berbasis IPv6.

Sementara itu, cakupan alamat multicast dimasukkan ke dalam struktur alamat.
Selengkapnya...

Pengertian LTSP by Rachmad Akhlakul K.

LTSP adalah paket add-on dari linux yang memungkinkan banyak user bekerja pada sebuah komputer. Seluruh aplikasi berjalan pada server dan terminal hanya menangani input dan output. Thin Client atau thinstation yang juga dikenal dengan X- terminal.


Teknologi ini populer di lingkungan sekolah yang memiliki keterbatasan dana dalam pengembangan lab komputernya. Peningkatan performa serta fitur dilakukan hanya pada server sehingga dapat menekan biaya investasi jangka panjang. Disamping itu sistem yang terpusat telah mengurangi beban pemeliharaan dan penanganan masalah (error handling), sehingga tenaga EDP dapat lebih berkonsentrasi pada pengembangan fitur.



Beberapa contoh dari distro yg mengadopsi LTSP misalnya K12LTSP, Skolinux, Abuledu, Edubuntu, The Cutter Project dan Deworks. Proyek ini di danai oleh Jm McQuilen.



Cara kerja

Pada saat komputer client melakukan booting dari loca device (harddisk, CD-ROM, USB, Floppy, Lancard) ia memuat kernel Linux serta melakukan inisasi terhadap peralatan di PC Client.

Saat kernel melakukan mengkonfigurasikan perangkat jaringan (dengan mekanisme Etherboot, Preboot Execution Environment (PXE) atau NetBoot) client merequest IP Address dari LTSP Server melalui protokol DHCP (server). Kemudian memuat Linux kernel dari preconfigured Linux Image (misal net.nbi atau vmlinuz.0) menggunakan protokol TFTP (Trivial File Transfer Protokol) yang telah berjalan pada services LTSP Server. Kemudian server menentukan path dari linkungan untuk chroot setiap client. Ini dilakukan oleh protokol NFS (Network File System). Lalu client melakukan mounts (pengenalan dan penerapann) path dari root-nya itu.

Setelah itu Client memanggil paket-paket linux dan pada akirnya memulai memanggil interface grafik ( x windowing system)sehingga ia terkoneksi ke login manager (XDMCP) dari ltsp server.

Pada LTSP 5 client melakukan client terlebih dahulu membangun saluran SSH (Secure Shell tunnel) ke LTSP Server yang kemudian memullai LDM login manager.

Mulai dari sini dan untuk selanjutnya, semua program-program berjalan pata LTSP Server tetapi ditampilkan serta dijalankan dari client.

Table:Perbedaan antara LTSP 4 and 5 LTSP Display Manager (LDM)
Deskripsi LTSP 4 LTSP 5 (MueKow)

GUI Export


XDMCP


ssh -X

Remote login/X display manager


KDM/GDM


Display Manager (LDM)

Distribution method


LTSP tarball


Native distribution

Authenticating server


XDMCP server


SSH server



Pemahaman konsep kerja LTSP menurut penulis lebih penting dari prosedur instalasi karena berdasarkan pengalaman sendiri serta tulisan-tulisan pada blog lain mengenai LTSP, proses instalasi relatif sederhana. Salain itu sebagai sebuah teknologi yg masih dalam tahap pengembangan awal, harus diakui LTSP masih miliki banyak kelemahan. Di sisi lain, solusi ini menjanjikan masa depan yang cerah, mengingat potensi-potensi pengembangan ke depan seperti teknologi load balance, paket-paket pendukung yng mulai tumbuh subur serta capaian yang sudah di lakukan hingga hari ini.
Selengkapnya...

Membuat Router Dengan Linux RedHat by Febryan Haris (13)



LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan teknologi di dunia, teknologi komputer dan jaringan pun juga ikut berkembang dengan pesat dan semakin canggih. Begitu pula dengan teknologi internet. Hampir semua orang di dunia sekarang telah mengenal yang namanya internet. Bahkan dalam suatu lembaga atau perusahaan, internet telah menjadi kebutuhan utama.


Agar semua komputer bisa terhubung ke internet dalam suatu jaringan, maka kita perlu membuat server yang nantinya akan menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya.
Akan tetapi jika hanya dengan satu server, komputer yang akan terhubung dalam jaringan hanya komputer yang ada dalam satu ruangan itu saja. Oleh karena itu, kita juga perlu membuat penghubung dari server menuju ke client lain dalam satu jaringan yang disebut dengan “Router”.
Berdasarkan gambaran di atas, maka pada ujikompetensi kali ini, penulis membuat project work dengan judul “Konfigurasi Router RedHat 9.0”. Dalam project work kali ini juga disertakan konfigurasi DHCP yang fungsinya untuk mempermudah client mendapatkan IP. Dan juga disertakan konfigurasi FTP yang fungsinya untuk mensharing data.
LANGKAH-LANGKAH KONFIGURASI
ROUTER REDHAT 9.0
1.      Install linux RedHat 9.0 pada komputer yang hendak kita gunakan sebagai router.
2.      Setelah itu kita setting IP dari router yang kita gunakan.
Disini kita menggunakan 2 LAN CARD, satu kita setting sebagai eth0 dan yang satu sebagai eth1.
Untuk mensetting IP eth0 kita gunakan perintah seperti di bawah ini:
·                    vi /etc/sysconfig/network-scripts/ifcfg-eth0
kemudian akan muncul tampilan seperti di bawah ini:
Kemudian kita isi seperti gambar di atas. IP ini digunakan untuk menghubungkan komputer kita dengan server
Setelah itu kita setting IP untuk eth0
·        vi /etc/sysconfig/network-scripts/ifcfg-eth1
kemudian akan muncul seperti gambar di bawah ini:
Untuk eth1 kita isi seperti gambar di atas. IP ini adalah IP yang akan kita sebarkan pada client windows kita
           
3.      untuk selanjutnya kita harus mengaktifkan IP Forward dengan perintah:
·        vi /etc/sysctl.conf
kemudian akan muncul tampilan

Sebelum di edit, pada lingkaran tertera angka 0 kemudian kita ganti dengan angka 1 seperti gambar di atas.
4.      setelah itu kita harus menuliskan scripts dengan perintah
·        vi /etc/rc.d/rc.local
kemudian akan muncul tampilan di bawah ini:
Tuliskan scripts seperti pada lingkaran gambar di atas
Agar semua yang kita setting tidak hilang kalau komputer direstart, maka kita perlu mengetikkan perintah:
·        service network restart
5.      Setelah semua selesai, kita harus mengecek pada client windows yang telah dihubungkan dengan kabel straight.
Langkah-langkah mengecek router kita pada client windows:
1.      Masuk pada Control Panel>Network Connection klik kanan pada Local Area Connection pilih Properties.
2.      Pilih pada “Use the following IP address” dan “Use the following DNS server addresses”
3.      Kemudian kita masukkan IP seperti gambar di atas (menurut IP pada router).
4.      Kemudian kita klik OK
5.      Setelah itu kita lihat pada support seperti gambar di bawah ini:
6.      Untuk menguji koneksi kita lakukan ping pada client windows seperti gambar di bawah ini:
7.      Kemudian kita tes untuk koneksi ke internet
LANGKAH-LANGKAH KONFIGURASI DHCP
1.      Melihat file dhcp yang telah terinstall pada router linux dengan menggunkan perintah di bawah ini:
2.      Kemudian kita copy scripts dhcp pada directory etc dengan perintah
·        cp /usr/share/doc/dhcp3.0pl1/dhcp.conf.sample /etc/dhcpd.conf
3.      Setelah itu kita edit scripts dhcp dengan menggunakan perintah
·        vi /etc/dhcp.conf
lalu akan muncul tampilan
4.      Yang perlu diedit adalah
·        subnet      harus       kita sesuaikan dengan IP yang eth1
·        Option routers  harus            disesuaikan dengan IP eth1
·        Option domain-name-servers   harus             diisi sesuai dengan DNS server yang kita gunakan
·        Range dynamic-bootp  harus             disini kita bisa mengatur IP berapa saja yang akan kita berikan untuk client
5.      Setelah itu kita simpan dengan perintah
·        :wq
6.      Agar settingan tidak hilang pada saat komputer direstart, lakukan perintah
·        service dhcpd restart
7.      Kemudian kita uji pada client windows
Langkah-langkah mengecek dhcp kita pada client windows:
1.      Masuk pada Control Panel>Network Connection klik kanan pada Local Area Connection pilih Properties.
2.      Kemudian pilih pada “Obtain an IP address automatically” dan “Obtain DNS server address automatically”
3.      Klik OK
4.      Kemudian kita lihat pada support

5.      Lalu kita uji dengan melakukan ping seperti gambar di bawah ini
  
6.      Kemudian kita uji koneksi ke internet
LANGKAH-LANGKAH KONFIGURASI FTP
1.      Melihat file FTP yang telah terinstall pada router linux dengan perintah seperti di bawah ini
2.      Kemudian kita masuk pada directory home dan kita buat user beserta password user di dalamnya dengan perintah
·        useradd tkj
·        passwd tkj
3.      Kemudian kita masukkan password
4.      Lalu kita isi user tkj seperti contoh di bawah ini
Kemudian akan muncul tampilan
Kita lakukan seperti contoh di atas
5.      Kemudian kita simpan dengan perintah
·        :wq
6.      Setelah itu kita uji pada client windows kita
Langkah-langkah mengecek ftp kita pada client windows:
1.      Kita masuk pada internet explorer atau windows explorer
2.      pada link kita ketikkan ftp://192.168.20.1 seperti contoh di bawah ini
3.      Kemudian kita pilih “Login as”
Maka akan muncul tampilan
4.      Kita masukkan user name dan passwordnya
5.      Kemudian klik Log on
Maka akan muncul tampilan
6.      Kemudian klik ganda pada informatika dan akan muncul tampilan seperti di bawah ini
HASIL YANG DICAPAI
Setelah melalui beberapa proses konfigurasi Router, DHCP dan FTP akhirnya menghasilkan:
Ø      Router sebagai penghubung antara server dengan client.
Ø      Dhcp server yang berguna untuk mempermudah client mendapatkan IP dari Router secara otomatis
Ø      Ftp server yang berguna untuk memindahkan (transfer) file dari suatu komputer yang terhubung ke Internet ke komputer lain yang juga terhubung ke Internet.
SASARAN PASAR/PENGGUNA
Sasaran project ini meliputi:
1)      Perusahaan
2)      Bisnis (hotel, perkantoran, apartemen)
3)      Lembaga / instansi pemerintah atau swasta
4)      Institusi pendidikan
5)      Warung internet
6)      Dan lain-lain
FAKTOR PENDUKUNG DAN FAKTOR PENGHAMBAT
3.1.1       Faktor pendukung
Ø      Bimbingan dan pengarahan yang berhubungan dengan bahan yang akan dijadikan Project Work
Ø      Tersedianya sarana dan prasarana yang cukup lengkap
Ø      Adanya sumber informasi yang jelas dan lengkap
Ø      Adanya dukungan dari keluarga tercinta
3.1.2       Faktor penghambat
Ø      Keterbatasan pengetahuan penulis tentang Konfigurasi Router, Dhcp dan Ftp
Ø      Waktu yang diberikan relatif singkat
Ø      Sulitnya mencari narasumber sebagai pembimbing yang sesuai
Manfaat
Manfaat-manfaat yang dihasilkan dari Project yang kami buat adalah sebagai berikut:
Ø      Menghasilkan Router sebagai penghubung antara server dengan client.
Ø      Dhcp server yang berguna untuk mempermudah client mendapatkan IP dari Router secara otomatis
Ø      Ftp server yang berguna untuk memindahkan (transfer) file dari suatu komputer yang terhubung ke Internet ke komputer lain yang juga terhubung ke Internet.
by : febryan haris
Selengkapnya...

SMKN 3 Buduran atau STM Perkapalan

Ehm, kali ini kita akan membahas tentang persoalan yang kurang penting tapi mungkin penting bagi sebagian orang (termasuk aq). Begini ceritanya, ini permumpaan saja : Ada ibu-ibu yang bertanya pada seorang siswa, dia mengatakan "Kamu Sekolah dimana ??", lalu siswa tersebut menjawab "PAL", Ibu itu segera tahu bahwa siswa tsb murid STM Perkapalan, lalu dia bertanya lagi dengan siswa lainnya dengan pertanyaan yang sama lalu siswa itu menjawab "SMKN 3 Buduran", Ibu itu kebingungan dan dikiranya maksud "SMKN 3 Buduran" itu sekolah SMKK atau SMEA.




Dari cerita diatas, sebetulnya "STM Perkapalan" maupun "SMKN 3 Buduran", merupakan sekolah yang sama, tetapi lebih nge-tren dipanggil "STM Perkapalan" atau biasa disingkat "PAL", bukannya "SMKN 3 Buduran".

Terlintas dipikiran saya waktu itu "Kok namanya diganti ya? ", lalu saya cari tahu lagi rupanya pada waktu dulu nama sekolah adalah "STM Perkapalan" namun kalau tidak salah pada tahun ke-lima sekolah ini berdiri, dari Dinas Pendidikan setempat mengganti nama "STM Perkapalan" menjadi "SMKN 3 Buduran" dikarenakan letak sekolah yang berada di kecamatan Buduran dan juga karena adanya hak otonomi daerah.

So, (english mode : on) udah tahu kan sejarahnya, jadi jangan bingung lagi kalo ditanya "STM Perkapalan" dan "SMKN 3 Buduran", btw kalo menurut pendapatku sich lebih keren nama STM Perkapalan, cos agak gimana gitu..

by: maztam
Selengkapnya...

Rdekstop Linux Red Heat`

read now


Nama : Aldhi_Mandiri (Eto'o) 05
Remote Desktop


Beberapa aplikasi Remote Desktop yang selama ini sering kita gunakan di Linux maupun windows. Saya akan mencoba pake rDesktop. OS yang saya pake Redhat

* Windows
o Remote Desktop Connection
o Terminal Service
o PC Anywhere
o VNC (Windows – Linux)
o Putty (Text Mode)

* Linux
o Graphic Mode
+ VNC
+ rdesktop
o Text Mode
+ Telnet
+ SSH

RDesktop adalah suatu client (biasanya PC Linux) untuk Remote Desktop Protokol (RDP), digunakan untuk me-remote sebuah server (PC Windows). Bentuk akses remote yang bisa diperoleh adalah akses pada mode grafis/X.

Siapkan paket rdesktop
[root@localhost /]# cd /mnt/cdrom/RedHat/RPMS/
[root@localhost RPMS]# ls -l rdesk*
-rw-r–r– 77 root root 65647 Feb 24 2003 rdesktop-1.2.0-1.i386.rpm
Install Paket Rdesktop
[root@localhost RPMS]# rpm -ivh rdesktop-1.2.0-1.i386.rpmwarning: rdesktop-1.2.0-1.i386.rpm: V3 DSA signature: NOKEY, key ID db42a60e

Preparing… ########################################### [100%]

package rdesktop-1.2.0-1 is already installed

Jalankan rdesktop
[root@localhost RPMS]# rdesktop -f 192.168.10.2
Ntar kan tampil desktop windows.

Selengkapnya...

Instalasi Windows 2000 Server

baca saja


Nama : Aldhi_Mandiri (Eto'o) 05



Instalasi Windows 2000 Server

Instalasi merupakan langkah awal yang harus Anda pahami sebelum menggunakan

Windows 2000 Server dalam jaringan. Kesempurnaan proses instalasi akan sangat

mempengaruhi kinerja mesin server. Pemahaman yang baik mengenai persyaratan dan

proses instalasi juga akan sangat membantu dalam proses troubleshooting serta optimasi

sistem server.

2.1 Persyaratan Hardware dan Software

Agar sistem Windows 2000 Server dapat berjalan maksimal maka dibutuhkan hardware

dan software yang sesuai dengan persyaratan minimal. Apabila Anda serius menjadikan sebuah komputer sebagai server jaringan, maka sangat

disarankan menggunakan mesin kelas Pentium III dengan RAM 256 MB untuk

memperoleh kinerja maksimal. Untuk menjalankan berbagai latihan dalam buku ini

disarankan anda menggunakan komputer Pentium 200 MHz dengan RAM 128 MB. Pada

prinsipnya semakin tinggi spesifikasi hardware Anda maka performa sistem akan

semakin baik. Anda perlu memberikan perhatian khusus terhadap berbagai persyaratan

software terutama bila Anda akan melakukan upgrade Windows NT Server 4.0 atau

instalasi dual boot. Ada dua jenis sistem operasi yang dapat diupgrade menjadi Windows

2000 Server yaitu :

? Windows NT Server 3.51

? Windows NT Server 4.0

Masing-masing sistem operasi tersebut harus diinstal Service Pack minimal versi 3

sebelum diupgrade ke Windows 2000 Server. Anda dapat menginstal lebih dari satu

sistem operasi dalam satu harddisk dengan syarat sistem partisi pada harddisk Anda memenuhi persyaratan untuk sistem operasi yang akan diinstal. Prosedur lebih lanjut

mengenai instalasi dual boot akan dijelaskan dalam sub bab berikutnya.

2.2 Persyaratan File System dan Partisi

Pilihan file system akan sangat berpengaruh terhadap jenis sistem operasi yang dapat

disimpan dalam harddisk. Setiap file system memiliki kelebihan dan kekurangan masing-

masing, sehingga Anda harus menentukan file system yang benar-benar sesuai dengan

kebutuhan anda. Sistem operasi Windows NT baik versi Server maupun Workstation

hanya mendukung sistem file FAT16 dan NTFS. Sedangkan keluarga Windows 2000

mendukung sistem file FAT16, FAT32, maupun NTFS. Anda harus memperhatikan

dukungan sistem file terhadap setiap jenis sistem operasi terutama jika Anda ingin

mengkonfigurasi instalasi dual boot. Karakteristik setiap jenis file system dalam sistem

kemampuan maksimum keluarga Windows NT

dan Windows 2000 hanya dapat digunakan bila diinstal pada partisi NTFS. Dengan

menggunakan sistem file NTFS anda dapat melakukan proteksi security hingga ke tingkat

file, dibandingkan dengan partisi jenis FAT yang hanya dapat memberikan security

hingga tingkat folder. Keuntungan menggunakan sistem file FAT16 adalah dukungan

yang luas terhadap berbagai sistem operasi. Partisi jenis ini merupakan pilihan tepat bila

anda akan ingin mengkonfigurasi instalasi dual boot antara Windows NT dengan

Windows 2000 atau Windows 95. Kekurangan utama FAT16 adalah metode

penyimpanan yang kurang efisien, sehinnga ruang harddisk anda akan lebih cepat penuh

dibandingkan bila Anda menggunakan FAT32 atau NTFS.

2.3 Teknik Partisi

Harddisk yang akan Anda gunakan dapat dipartisi dalam beberapa logical partition.

Partisi adalah istilah yang biasa digunakan untuk menyebut pembagian logical dari

sebuah harddisk. Misalkan anda memiliki sebuah harddisk berkapasitas 10 GB, maka

anda dapat membaginya menjadi dua logical partition yaitu drive C sebagai primary

partition sebesar 4 GB dan sisanya drive D sebesar 6 GB sebagai secondary partition.

Anda dapat membagi lagi secondary partition tersebut menjadi beberapa logical drive

sesuai dengan kepentingan Anda. Dalam menentukan ukuran partisi Anda perlu

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Berapa jenis dan berapa banyak sistem operasi yang akan anda instal dalam harddisk.

Kebutuhan ruang harddisk, misalkan anda akan menginstal Windows 2000 Server di

drive C maka disarankan ruang kosong sebesar 1GB ditambah space untuk menginstal

berbagai macam software aplikasi.

Lokasi system partition dan boot partition Windows 2000 Server. System partition berisi

berbagai file yang dibutuhkan Windows 2000 Server untuk melakukan booting, yang

secara default terinstal pada active partition, umumnya drive C. Boot partition adalah partisi yang berisi folder WINNT dimana file-file Windows 2000 Server tersimpan.

Ukuran boot partition disarankan minimal 1GB, yang lokasinya secara default ada di

drive C tetapi Anda dapat menentukan lokasi lain sesuai dengan ukuran partisi harddisk

Anda.

Anda dapat melakukan partisi harddisk dengan menggunakan utility FDISK yang

terdapat dalam MS DOS atau dengan aplikasi pihak ketiga seperti Partition Magic.

Penulis mengasumsikan Anda sudah cukup memahami penggunaan utility FDISK

sehingga tidak akan dibahas secara detil dalam buku ini. Apabila Anda belum memahami

penggunaan utility untuk partisi ini, silahkan membaca dokumentasi ataupun help file

dalam MS DOS.

2.4 Pilihan Metode Instalasi

Untuk melakukan instalasi Windows 2000 Server dapat digunakan beberapa metode

sebagai berikut :

1) CDROM Bootable

Cara ini paling mudah dan cepat untuk dilakukan. Anda harus mengkonfigurasi

BISO komputer untuk booting dari CDROM. Sebuah tampilan text based akan

memberikan beberapa pertanyaan mengenai lokasi penempatan Windows 2000

dan sistem partisi yang digunakan.

2) Setup Disk

Metode ini memerlukan waktu paling lama, penulis tidak merekomendasikan

cara ini kecuali anda tidak memiliki CDROM drive yang dapat digunakan

secara bootable. Sebelum melakukan instalasi anda perlu membuat setup disk

dari komputer lain yang sudah terinstal Windows 2000 Server.

3) Instalasi dari OS lain

Apabila anda telah memiliki sistem operasi lain di komputer, maka dapat

langsung menjalankan proses instalasi dengan memasukkan CDROM Windows

2000 Server dan memanfaatkan proses autorun.

Untuk konfigurasi dual boot, pilihlah option kedua. Sedangkan untuk

mengupgrade Windows NT Server ke Windows 2000 Server pilihlah option ke-1.

Proses instalasi dilanjutkan dengan mencopy temporary file ke harddisk, booting

ulang, dan selanjutnya tampil dialog text based sebagaimana instalsi dengan

CDROM bootable.

2.5 Member Server dan Domain Controller

Sebelum melangkah lebih lanjut untuk melakukan instalsi, anda perlu memahami peran

Windows 2000 Server dalam sebuah jaringan. Windows 2000 Server dapat diinstal

sebagai Member Server dan Domain Controller.

Bagi anda yang pernah mengenal Windows NT, maka terdapat istilah PDC(Primary

Domain Controller), BDC(Backup Domain Controller) dan Stand Alone Server. Dalam

arsitektur Windows 2000 konsep PDC dan BDC sudah tidak dikenal lagi. Sebuah server

yang menyimpan konfigurasi jaringan mengenai data dan hak setiap account, security,

dan active directory disebut Domain Controller (DC). Peranan DC ini identik dengan

PDC dalam teknologi Windows NT. Sebagai backup dari DC yang sudah ada, diperlukan DC baru yang masing-masing kedudukannya dalam jaringan adalah setara (peer). Dengan

demikian bila terjadi fault pada sebuah DC, maka DC lain akan secara otomatis

mengambil alih peranannnya sebagai pengendali jaringan.

Antar DC dalam jaringan Windows 2000 terjadi replikasi data-data konfigurasi melalui

active directory. Replikasi tersebut terjadi dalam interval tertentu, untuk menjamin

kesamaan konfigurasi antar DC.

Untuk menginstal sebuah server sebagai DC, maka fasilitas Active Directory harus

dipasang di server tersebut. Instalasi Active Directory adalah dengan menjalankan

perintah DCPROMO dari command prompt, atau dengan memanfaatkan fasilitas wizard

dari menu Configure Your Server.

Sebuah server yang tidak dikonfigurasi active directory disebut sebagai Member Server.

Member Server identik dengan Stand Alone Server dalam jaringan Windows NT. Karena

tidak memiliki active directory, maka server tersebut hanya memiliki user dan group di

tingkat local computer saja. Member Server dapat melakukan mapping user dan group

dari DC dengan memanfaatkan fasilitas active directory, asalkan antara DC dan member

server tersebut terhubung dalam satu network. Member Server biasanya digunakan

sebagai server berbagai service dalam jaringan, misalnya mail server, web server, file

server, maupun proxy server.

2.6 Praktek Instalasi Windows 2000 Server

Berikutnya tiba saatnya bagi anda untuk melakukan instalasi Windows 2000 Server.

Dalam praktek ini penulis menggunakan skenario instalasi dengan bootable CDROM

pada harddisk kosong yang belum terisi sistem operasi lain. Setelah Windows 2000

Server terpasang sebagai Member Server, dilakukan instalasi Active Directory untuk

mengupgrade server tersebut sebagai DC dengan perintah DCPROMO.

2.6.1 Instalasi Member Server

1) Lakukan setting pada BIOS komputer anda untuk booting dari CDROM

2) Masukkan bootable CDROM Windows 2000 Server, dan restart komputer anda.

3) Tampil dialog text based, lanjutkan instalasi dengan menekan Enter.

4) Setelah tampil dialog License Agreement, tekan F8 untuk menerima agreement.

5) Selanjutnya anda diminta menentukan lokasi instalasi. Pada bagian ini anda juga

dapat menghapus dan membuat partisi baru di harddisk.

6) Tentukan jenis file sistem yang akan digunakan.

Note : Apabila anda ingin membuat uial boot, jangan menghapus partisi yang telah

terisi OS lain. Pada bagian penentuan jenis partisi, jangan merubah jenis

partisi di drive yang telah terisi OS. Menghapus maupun merubah jenis

partisi akan menghilangkan OS yang telah anda install di partisi tersebut.

7) Setelah selesai, proses intalasi dilanjutkan dengan mengecek dan mencopy

temporary file ke harddisk.

8) Keluarkan CDROM dan restart komputer.

9) Proses intalasi dilanjutkan dengan mendeteksi hardware di komputer.

10) Selanjutnya tentukan regional setting (keyboard layput, sistem tanggal, jam, dll)

sesuai dengan kondisi lokasi anda.

11) Isikan nama pemilik komputer dan organisasinya.

12) Pilih jenis dan banyaknya lisensi yang akan digunakan. Lisensi per server

berarti dihitung berdasarkan jumlah klien yang melakukan koneksi ke server.

Sedangkan lisensi per seat mengharuskan tiap klien untuk memiliki license,

yang dapat digunakan untuk mengakses server manapun. Untuk latihan, pilihlah

per Server dan isikan jumlah koneksi = 5 klien.

13) Langkah berikutnya adalah mengisikan nama komputer. Nama tersebut akan

digunakan untuk mengidentifikasi komputer di dalam jaringan. Misalkan anda

menginstal server pertama dalam jaringan, isikan SERVERPUSAT sebagai

nama server.

14) Isikan password untuk account Administrator. Pastikan anda mengisikan

password yang cukup baik, karena account tersebut merupakan administrator

dengan hak tertinggi dalam jaringan.

15) Tampil dialog pilihan service yang akan diinstall. Anda dapat memilih jenis

service yang akan disediakan server tersebut, misalnya IIS (web server), DNS

Server, maupun DHCP server. Dalam latihan ini, biarkan pilihan tersebut

dalam kondisi default dan lanjutnkan instalasi. Anda akan melakukan instalasi

setiap service pada bab-bab selanjutnya sesuai dengan kebutuhan.

16) Selanjutnya tampil pilihan dialog untuk Network Setting. Pilih Custom untuk

menampilkan dialog konfigurasi jaringan.

17) Sorot Internet Protocol, dan klik Properties untuk mengisikan konfigurasi IP

Address sebagai berikut :

IP Address : 192.168.0.1

Subnet Mask : 255.255.255.0

Kosongkan kotak lain, dan tutup dialog. Pengisian IP address tersebut

menggunakan klas C yang biasa dipakai di lingkungan LAN. Anda dapat

menyesuaikannya dengan kondisi jaringan bila diperlukan.

18) Tampil dialog Workgroup dan Domain, yang menanyakan kedudukan server

tersebut di dalam jaringan. Karena dalam praktek ini anda menginstal server

pertama dalam jaringan dan domain baru, maka pilihlah option pertama dan

kosongkan kotak Workgroup or computer domain.

19) Klik Next untuk melanjutkan instalasi. Proses instalasi akan dilanjutkan dengan

melakukan setting jaringan dan hardware. Proses tersebut bervariasi

kecepatannya, tergantung spesifikasi komputer anda. Anda mungkin diminta

memasukkan CDROM Windows 2000 atau disket driver sesuai keperluan. 20) Setelah konfigurasi selesai, booting ulang komputer anda dan selanjutnya tampil

dialog login ke Windows 2000 Server. Tekan Ctrl+Alt+Del dan masukkan

password untuk user Administrator.

21) Tampil desktop Windows 2000 Server, dan anda siap melakukan berbagai

konfigurasi server.

Pada tahap ini Windows 2000 Server telah terinstal sebagai member server.

Untuk membuatnya sebagai Domain Controller perlu dieksekusi perintah

DCPROMO.

2.6.2 Instalasi Domain Controller

Member Server bersifat stand alone sehingga tidak dapat digunakan untuk

mengatur konfigurasi jaringan. Biasanya Member Server menginduk ke DC

untuk memberikan service jaringan tertentu. Pada praktek berikutnya anda

akan mengupgrade Member Server menjadi DC, yang merupakan DC

pertama di jaringan anda.

1) Klik Start > Run dan ketikkan DCPROMO

Perintah tersebut akan menginstal Active Directory sehingga server

dinaikkan statusnya dari Member Server ke Domain Controller. Anda

akan menginstal DC pertama dalam Domain.

2) Tampil Dialog type Domain Controller, pilih Domain Controller For A

New Domain. Apabila anda menginstal DC tambahan dalam sebuah

Domain, aktifkan option ke-2.

3) Berikutnya tampil pilihan untuk menentukan jenis domain yang dibuat.

Aktifkan Create A New Domain Tree untuk membuat Domain pertama

dalam jaringan.

4) Pilih Create A New Forest Of Domain Trees pada dialog Join Forest.

Domain yang dibuat adalah level tertinggi dalam Forest baru.

Note : Forest, Tree, dan Domain adalah terminologi yang digunakan

dalam konsep jaringan Windows 2000 untuk mengidentifikasi kesatuan

organisasi jaringan. Domain merupakan kesatuan terkecil dari sebuah

jaringan. Beberapa Domain dapat bergabung membentuk Tree dan

gabungan dari beberapa Tree disebut Forest

5) Isikan nama Domain untuk organisasi anda, Gunakan Full Qualified

Domain Name sesuai peraturan Internic. Anda dapat menggunakan

Domain yang sudah terdaftar resmi, atau domain fiktif dengan nama

tertentu yang dikehendaki. Apabila anda akan mempublish jaringan ke

internet, sebaiknya digunakan nama Domain yang telah terdaftar.

6) Langkah selanjutnya adalah menentukan NETBIOS Name untuk Domain

tersebut. Hal ini digunakan untuk mendukung OS sebelum Windows 2000

seperti Win98 dan Win NT yang menggunakan NETBIOS untuk

meresolve nama host di jaringan.

7) Tentukan lokasi penyimpanan data Active Directory, yaitu data log,

system volume, dan Active Directory Database.

Note : Lokasi penyimpanan data Active Directory harus menggunakan

partisi NTFS. Apabila system partition anda menggunakan FAT32, anda

harus menyediakan sebuah volume dengan partisi NTFS untuk

menyimpan data tersebut. Dalam sebuah jaringan besar dimana sering

terjadi update dan replikasi data Active Directory sebaiknya data tersebut disimpan di harddisk terpisah dari sistem operasi, sehingga meningkatkan

kinerja sistem

8) Proses instalasi dilanjutkan dengan mengecek keberadaan DNS Server di

dalam jaringan. Apabila tidak terdapat DNS Server maka Windows 2000

akan meminta konfirmasi untuk menginstal DNS Server di DC tersebut.

9) Tunggu sampai proses instalasi selesai, instalasi dilanjutkan dengan

booting ulang.

10) Lakukan login ke DC sebagai Administrator, setelah Active Directory

terpasang akan terlihat beberapa menu tambahan di bagian Administrative

Tools, antara lain Active Directory Users and Computers yang merupakan menu utama untuk konfigurasi user, group dan security jaringan.



Selengkapnya...