TKJ DUA....

Blog ini adalah kumpulan tugas, informasi, curahan hati, dan segala apa yang berhubungan dengan kelas dua TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) yang menimba ilmu di SMKN 3 Buduran, Sidoarjo

Congratulation Dewi...

Selamat Bagi dewi yang udah dapet flash disk 1 GB dari Pak Cipto, terus Semangat !!! karena semangat adalah segalanya ™

Topologi Jaringan dan Pengkabelan

Pengkabelan dan Jaringan

Pengantar
Jaringan komputer pada dasarnya adalah jaringan kabel, menghubungkan satu sisi dengan sisi yang lain,namun bukan berarti kurva tertutup, bisa jadi merupakan kurva terbuka (dengan terminator diujungnya).Seiring dengan perkembangan teknologi, penghubung antar komputer pun mengalami perubahan serupa.
Mulai dari teknologi telegraf yang memanfaatkan gelombang radio hingga teknologi serat optik dan
laser menjadi tumpuan perkembangan jaringan komputer. Hingga sekarang, teknologi jaringan komputer bisa menggunakan teknologi “kelas” museum (seperti 10BASE2 menggunakan kabel coaxial) hingga
menggunakan teknologi “langit” (seperti laser dan serat optik).



Topology Jaringan Komputer dan Pengkabelan
Mungkin anda sudah bertanya di dalam hati, kok setiap pembahasan tentang jaringan komputer perlu
dibahas tentang topology computer network pada bagian awalnya? Tentu jawabnya bisa bermacammacam,
namun pada intinya, jaringan komputer adalah jaringan kabel, dimana bentuk dan fungsi dari
jaringan tersebut menentukan pemilihan jenis kabel, demikian juga sebaliknya, ketersediaan kabel dan
harga menjadi pertimbangan utama untuk membangun sebuah network (baik home network, SOHO
network ataupun network kelas raksasa seperti MAN –metropolitan area network).

1.Topologi Bus

Topologi ini adalah topologi yang awal di gunakan untuk menghubungkan komputer. Dalam topologi ini masing masing komputer akan terhubung ke satu kabel panjang dengan beberapa terminal, dan pada akhir dari kable harus di akhiri dengan satu terminator. Topologi ini sudah sangat jarang digunakan didalam membangun jaringan komputer biasa karena memiliki beberapa kekurangan diantaranya kemungkinan terjadi nya tabrakan aliran data, jika salah satu perangkat putus atau terjadi kerusakan pada satu bagian komputer maka jaringan langsung tidak akan berfungsi sebelum kerusakan tersebut di atasi.
Topologi ini awalnya menggunakan kable Coaxial sebagai media pengantar data dan informasi. Tapi pada saat ini topologi ini di dalam membangun jaringan komputer dengan menggunakan kabal serat optik ( fiber optic) akan tetapi digabungkan dengan topologi jaringan yang lain untuk memaksimalkan performanya.
• Topologi BUS
Keuntungan :
- Hemat kabel
- Layout kabel sederhana
- Mudah dikembangkan
Kerugian :
- Deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil
- Kepadatan lalu lintas
- Bila salah satu client rusak, maka jaringan tidak bisa berfungsi.
- Diperlukan repeater untuk jarak jauh.
2.2. Topologi Cincin

Topologi cincin atay yang sering disebut dengan ring topologi adalah topologi jaringan dimana setiap komputer yang terhubung membuat lingkaran. Dengan artian setiap komputer yang terhubung kedalam satu jaringan saling terkoneksi ke dua komputer lainnya sehingga membentuk satu jaringan yang sama dengan bentuk cincin.
Adapun kelebihan dari topologi ini adalah kabel yang digunakan bisa lebih dihemat. Tetapi kekurangan dari topologi ini adalah pengembangan jaringan akan menjadi susah karena setiap komputer akan saling terhubung.
3.3. Topologi Token Ring

Topologi ini hampir sama dengan topologi ring akan tetapi pembuatannya lebih di sempurnakan. Bisa di lihat dari perbedaan gambar.
Didalam gambar jelas terlihat bagaimana pada token ring kable penghubung di buat menjadi lingkaran terlebih dahulu dan nantinya akan di buatkan terminal-terminal untuk masing-masing komputer dan perangkat lain.
Keuntungan :
- Hemat Kabel
Kerugian :
- Peka kesalahan
- Pengembangan jaringan lebih kaku
4.4. Topologi star

Topologi bintang atau yang lebih sering disebut dengan topologi star. Pada topologi ini kita sudah menggunakan bantuan alat lain untuk mengkoneksikan jaringan komputer. Contoh alat yang di pakai disini adalah hub, switch, dll.
Pada gambar jelas terlihat satu hub berfungsi sebagai pusat penghubung komputer-komputer yang saling berhubungan. Keuntungan dari topologi ini sangat banyak sekali diantaranya memudahkan admin dalam mengelola jaringan, memudahkan dalam penambahan komputer atau terminal, kemudahan mendeteksi kerusakan dan kesalahan pada jaringan. Tetapi dengan banyak nya kelebihan bukan dengan artian topologi ini tanpa kekurangan. Kekurangannya diantaranya pemborosan terhadap kabel, kontol yang terpusat pada hub terkadang jadi permasalahan kritis kalau seandainya terjadi kerusakan pada hub maka semua jaringan tidak akan bisa di gunakan.

Keuntungan :
• Paling fleksibel
• Pemasangan/perubahan stasiun sangat mudah dan tidak mengganggu bagian jaringan lain
• Kontrol terpusat
• Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan/kerusakan
• Kemudahaan pengelolaan jaringan
Kerugian
• Boros kabel
• Perlu penanganan khusus
• Kontrol terpusat (HUB) jadi elemen kritis
5.5. Topologi Pohon

Topologi pohon atau di sebut juga topologi hirarki dan bisa juga disebut topologi bertingkat merupakan topologi yang bisa di gunakan pada jaringan di dalam ruangan kantor yang bertingkat.
Pada gambar bisa kita lihat hubungan antar satu komputer dengan komputer lain merupakan percabangan dengan hirarki yang jelas.sentral pusat atau yang berada pada bagian paling atas merupakan sentral yang aktiv sedangkan sentral yang ada di bawahnya adalah sentral yang pasif.
Sampai disini sedikit pemaran saya pada artikel kali ini dan akan saya lanjutkan pada artikel selanjutnya dengan cara membangun jariangan yang bagus, dan cara penanggulangnan masalah pada jaringan.
Type dan Jenis Kabel

Setiap jenis kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasinya yang berbeda, oleh karena itu dibuatlah
pengenalan tipe kabel. Ada dua jenis kabel yang dikenal secara umum, yaitu twisted pair (UTP
unshielded twisted pair dan STP shielded twisted pair) dan coaxial cable.
Kategori untuk twisted pair yaitu (hingga saat ini, Agustus 2003), yaitu:
Cable Type Feature
Pemberian kategori 1/2/3/4/5/6 merupakan kategori spesifikasi untuk masing-masing kabel tembaga dan
juga untuk jack. Masing-masing merupakan seri revisi atas kualitas kabel, kualitas pembungkusan kabel
(isolator) dan juga untuk kualitas “belitan” (twist) masing-masing pasang kabel. Selain itu juga untuk
menentukan besaran frekuensi yang bisa lewat pada sarana kabel tersebut, dan juga kualitas isolator
sehingga bisa mengurangi efek induksi antar kabel (noise bisa ditekan sedemikian rupa).
Perlu diperhatikan juga, spesifikasi antara CAT5 dan CAT5 enchanced mempunyai standar industri yang
sama, namun pada CAT5e sudah dilengkapi dengan insulator untuk mengurangi efek induksi atau
electromagnetic interference. Kabel CAT5e bisa digunakan untuk menghubungkan network hingga
kecepatan 1Gbps.



Sedangkan untuk coaxial cable, dikenal dua jenis, yaitu thick coaxial cable (mempunyai diameter
lumayan besar) dan thin coaxial cable (mempunyai diameter lebih kecil).
Thick coaxial cable (Kabel Coaxial “gemuk”)
Kabel coaxial jenis ini dispesifikasikan berdasarkan standar IEEE 802.3 10BASE5, dimana kabel ini
mempunyai diameter rata-rata 12mm, dan biasanya diberi warna kuning; kabel jenis ini biasa disebut
sebagai standard ethernet atau thick Ethernet, atau hanya disingkat ThickNet, atau bahkan cuman disebut
sebagai yellow cable.
Kabel Coaxial ini (RG-6) jika digunakan dalam jaringan mempunyai spesifikasi dan aturan sebagai
berikut:
* Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm (dianjurkan menggunakan terminator
yang sudah dirakit, bukan menggunakan satu buah resistor 50-ohm 1 watt, sebab resistor
mempunyai disipasi tegangan yang lumayan lebar).
* Maksimum 3 segment dengan peralatan terhubung (attached devices) atau berupa populated
segments.
* Setiap kartu jaringan mempunyai pemancar tambahan (external transceiver).
* Setiap segment maksimum berisi 100 perangkat jaringan, termasuk dalam hal ini repeaters.
* Maksimum panjang kabel per segment adalah 1.640 feet (atau sekitar 500 meter).
* Maksimum jarak antar segment adalah 4.920 feet (atau sekitar 1500 meter).
* Setiap segment harus diberi ground.
* Jarang maksimum antara tap atau pencabang dari kabel utama ke perangkat (device) adalah 16 feet
(sekitar 5 meter).
* Jarang minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter).
Thin coaxial cable (Kabel Coaxial “Kurus”)
Kabel coaxial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir, terutama untuk transceiver yang
tidak memerlukan output daya yang besar. Untuk digunakan sebagai perangkat jaringan, kabel coaxial
jenis ini harus memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2, dimana diameter rata-rata berkisar 5mm dan
biasanya berwarna hitam atau warna gelap lainnya. Setiap perangkat (device) dihubungkan dengan BNC
T-connector. Kabel jenis ini juga dikenal sebagai thin Ethernet atau ThinNet.
Kabel coaxial jenis ini, misalnya jenis RG-58 A/U atau C/U, jika diimplementasikan dengan TConnector
dan terminator dalam sebuah jaringan, harus mengikuti aturan sebagai berikut:
* Setiap ujung kabel diberi terminator 50-ohm.
* Panjang maksimal kabel adalah 1,000 feet (185 meter) per segment.
* Setiap segment maksimum terkoneksi sebanyak 30 perangkat jaringan (devices)
* Kartu jaringan cukup menggunakan transceiver yang onboard, tidak perlu tambahan transceiver,
kecuali untuk repeater.
* Maksimum ada 3 segment terhubung satu sama lain (populated segment).
* Setiap segment sebaiknya dilengkapi dengan satu ground.
* Panjang minimum antar T-Connector adalah 1,5 feet (0.5 meter).
* Maksimum panjang kabel dalam satu segment adalah 1,818 feet (555 meter).
Setiap segment maksimum mempunyai 30 perangkat terkoneksi.
Istilah Jaringan dan Pengkabelan

10 Base2
10-Mbps baseband Ethernet specification using 50-ohm thin coaxial cable. 10Base2, which
is part of the IEEE 802.3 specification, has a distance limit of 606.8 feet - 185 meters - per
segment.

10 Base5
10-Mbps baseband Ethernet specification using standard (thick) 50-ohm baseband coaxial
cable. 10Base5, which is part of the IEEE 802.3 baseband physical layer specification, has a
distance limit of 1640 feet - 500 meters - per segment.
10BaseF 10-Mbps baseband Ethernet specification that refers to the 10BaseFB, 10BaseFL, and
10BaseFP standards for Ethernet over fiber-optic cabling
10BaseFB
10-Mbps baseband Ethernet specification using fiber-optic cabling. 10BaseFB is part of the
IEEE 10BaseF specification. It is not used to connect user stations, but instead provides a
synchronous signaling backbone that allows additional segments and repeaters to be
connected to the network. 10BaseFB segments can be up to 1.24 miles - 2000 meters - long.
10BaseFL
10-Mbps baseband Ethernet specification using fiber-optic cabling. 10BaseFL is part of the
IEEE 10BaseF specification and, while able to interoperate with FOIRL, is designed to
replace the FOIRL specification. 10BaseFL segments can be up to 3280 feet - 1000 meters -
long if used with FOIRL, and up to 1.24 miles - 2000 meters - if 10BaseFL is used
exclusively.
10BaseFP
10-Mbps fiber-passive baseband Ethernet specification using fiber-optic cabling. 10BaseFP
is part of the IEEE 10BaseF specification. It organizes a number of computers into a star
topology without the use of repeaters. 10BaseFP segments can be up to 1640 feet - 500
meters - long.
10BaseT
10-Mbps baseband Ethernet specification using two pairs of twisted-pair cabling (Category
3, 4, or 5): one pair for transmitting data and the other for receiving data. 10BaseT, which is
part of the IEEE 802.3 specification, has a distance limit of approximately 328 feet -100
meters - per segment
100BaseFX
100-Mbps baseband Fast Ethernet specification using two strands of multimode fiber-optic
cable per link. To guarantee proper signal timing, a 100BaseFX link cannot exceed 1312 feet
- 400 meters - in length. Based on the IEEE 802.3 standard
100BaseT
100-Mbps baseband Fast Ethernet specification using UTP wiring. Like the 10BaseT
technology on which it is based, 100BaseT sends link pulses over the network segment when
no traffic is present. However, these link pulses contain more information than those used in
10BaseT. Based on the IEEE 802.3 standard.
100BaseTX
100-Mbps baseband Fast Ethernet specification using two pairs of either UTP or STP wiring.
The first pair of wires is used to receive data; the second is used to transmit. To guarantee
proper signal timing, a 100BaseTX segment cannot exceed 328 feet - 100 meters - in length.
Based on the IEEE 802.3 standard
100BaseX
100-Mbps baseband Fast Ethernet specification that refers to the 100BaseFX and
100BaseTX standards for Fast Ethernet over fiber-optic cabling. Based on the IEEE 802.3
standard.

UTP Cable (khususnya CAT5 / CAT5e)
Connector yang bisa digunakan untuk UTP Cable CAT5 adalah RJ-45.
Untuk penggunaan koneksi komputer, dikenal 2 buah tipe penyambungan kabel UTP ini, yaitu straight
cable dan crossover cable. Fungsi masing-masing jenis koneksi ini berbeda, straight cable digunakan
untuk menghubungkan client ke hub/router, sedangkan crossover cable digunakan untuk
menghubungkan client ke client atau dalam kasus tertentu digunakan untuk menghubungkan hub ke hub.

1.Metode Straight-Through (NIC-HUB)
Metode pengabelan ini dipergunakan untuk menghubungkan antara NIC dengan
HUB/Switch. Kabel UTP merupakan kabel yang terdiri dari 4 pasang kabel berwarna
yang dipilin sesuai dengan pasangannya. Pada pemasangan hanya digunakan 4 kabel saja,
yaitu kabel urutan 1 dan 2 untuk Transmit/kirim (putih oranye, oranye) dan urutan 3 dan
6 untuk Receive (putih hijau, hijau). Walaupun demikian, kabel lainnya tetap ikut
terpasang ke konektor Rj 45 (Registered Jack 45). Straight (A-A/B-B) adalah kabel yang
digunakan untuk menghubungkan komputer ke HUB dan berkorespondensi 1-1,

2.Metode Crossed-Over (NIC-NIC)
Cara pemasangan/instalasi sama dengan metode Straight-Through. Misalkan, kita
rentangkan kabel UTP dengan posisi kiri dan kanan (lihat gambar di bawah). Untuk kabel
pada posisi kiri urutan kabelnya dari kiri ke kanan; putih oranye, oranye, putih hijau, biru,
putih biru, hijau, putih coklat, coklat. Sedangkan pada ujung kabel lainnya (kabel UTP
posisi kanan), dari kiri ke kanan: putih hijau, hijau, putih oranye, biru, putih biru, oranye,putih coklat, coklat. Cross (A-B) digunakan untuk menghubungkan dua komputer,tidak berkorespondensi 1-1 karena ada persilangan pada susunan kabelnya.

Ada aturan khusus mengenai pengurutan warna kabel, yaitu biasanya menggunakan
standar EIA/TIA 568 (baik A maupun B) :
standar 568 A memiliki kode warna kabel :
1. putih hijau
2. hijau
3. putih oranye
4. biru
5. putih biru
6. oranye
7. putih coklat
8. coklat
standar 568 B memiliki kode warna kabel :
1. putih oranye
2. oranye
3. putih hijau
4. biru
5. putih biru
6. hijau
7. putih coklat
8. coklat
(kabel diurut dari sebelah kiri, gagang pengait konektor ada dibawah)
Yang penting dalam menyambung kabel ini adalah pin 1, 2, 3,dan 6. Maksudnya, jika
hanya pin 1, 2, 3 dan 6 saja yang dipasang dan yang lain tidak, ya tidak menjadi masalah.
Pada kabel straight yang berkorespondensi 1-1,ujung - ujung kabel dihubungkan dengan
kabel yang berwarna sama dan pada posisi yang sama pula,pin 1 disambungkan ke pin 1
ujung yang lain, pin 2 ke 2, pin 3 ke 3 dan pin 6 ke 6.
Sedangkan untuk tipe cross,ujung - ujung kabel dihubungkan dengan warna yang sama
hanya saja posisinya yang dirubah, pin 1 disambungkan ke pin 3 ujung yang lain, pin 2 ke
6, pin 3 ke 1 dan pin 6 ke 2.Jadi disini posisi nomor 1, 2, 3 dan 6 yang ditukar untuk lebih
jelasnya lihat susuna berikut :
Straight
cross
1 ke 1
1 ke 3
2 ke 2
2 ke 6
3 ke 3
3 ke 1
6 ke 6
6 ke 2
Jadi tidak usah ikut standar pewarnaan itu juga sebenarnya tidak masalah. Yang penting
urutan kabelnya.
pada dasarnya hanya 4 pin tersebut yang digunakan jadi jika anda lupa dengan susunan
warna yang sudah menjadi aturan internasional.

Nama :Moch.Deny Setiawan
No :21

0 komentar:

Posting Komentar